Pengertian Karangan Non ilmiah :
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta
pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari,
bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Jenis-jenis yang termasuk Karangan Non ilmiah :
dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Sifat Karangan ilmiah :
emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak
sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk
meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative.
deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif.
jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.
Sumber :
http://ucipechel.blogspot.com/2013/06/contoh-karangan-non-ilmiah.html
http://pratamaherdian.blogspot.com/2013/04/pengertian-ciri-dan-bentuk-karangan.html
http://sitifadhilah68.blogspot.com/2013/04/karangan-non-ilmiah.html
CONTOH KARANGAN NON ILMIAH
CONTOH KARANGAN NON ILMIAH
BATU GOLOG
Pada jaman dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing di
Nusa Tenggara Barat hiduplah sebuah keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq
Lembain dan sang suami bernama Amaq Lembain
Mata pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari
mereka berjalan kedesa desa menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi.
Kalau Inaq Lembain menumbuk padi maka kedua anaknya
menyertai pula. Pada suatu hari, ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua anaknya ditaruhnya
diatas sebuah batu ceper didekat tempat ia bekerja.
Anehnya, ketika Inaq mulai menumbuk, batu tempat mereka
duduk makin lama makin menaik. Merasa seperti diangkat, maka anaknya yang
sulung mulai memanggil ibunya: “Ibu batu ini makin tinggi.” Namun sayangnya
Inaq Lembain sedang sibuk bekerja. Dijawabnya, “Anakku tunggulah sebentar, Ibu
baru saja menumbuk.”
Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu
makin lama makin meninggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian
berteriak sejadi-jadinya. Namun, Inaq Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi
beras. Suara anak-anak itu makin lama makin sayup. Akhirnya suara itu sudah
tidak terdengar lagi.
Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua
anak itu mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq
Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada. Mereka dibawa naik oleh
Batu Goloq.
Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa agar
dapat mengambil anaknya. Syahdan doa itu terjawab. Ia diberi kekuatan gaib.
dengan sabuknya ia akan dapat memenggal Batu Goloq itu. Ajaib, dengan
menebaskan sabuknya batu itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian pertama
jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong olrh karena
menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian ke dua jatuh di tempat yang diberi
nama Dasan Batu oleh karena ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu
ini. Dan potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara
gemuruh. Sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker.
Sedangkan kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah
berubah menjadi dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan
adiknya berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia
maka kedua burung itu tidak mampu mengerami telurnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar