Osilator
Kristal
Kristal
lazimnya digunakan untuk rangkaian osilator yang menuntut stabilitas frekuensi
yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Alasan utamanya adalah karena perubahan
nilai frekuensi kristal seiring dengan waktu, atau disebut juga dengan istilah
faktor penuaan frekuensi (frequency aging), jauh lebih kecil dari pada
osilator-osilator lain. Faktor penuaan frekuensi untuk kristal berkisar pada
angka ±5 ppm per tahun, jauh lebih baik dari pada faktor penuaan frekuensi
osilator RC ataupun osilator LC yang biasanya berada diatas ±1% per tahun.
Kemasan KristalKristal tersedia dalam berbagai bentuk kemasan.
Kemasan yang populer adalah HC49 dan HC49S.HC49S mempunyai bentuk tapak yang
sama dengan HC49, tetapi kemasannya lebih pendek. HC49S juga tersedia untuk
aplikasi SMD (HC49SM), dengan kaki yang ditekuk rata dibawah dasar yangterbuat
dari plastik. Kemasan SMD bentuk lain juga banyak tersedia dipasaran.
Perlu
diingat bahwa kristal dengan kemasan yang berbeda akan mempunyai karakteristik
yang berbeda pula.Hal ini disebabkan karena dimensi dan bentuk keping kristal
tergantung kepada besarnya kemasan. Sebagai contoh, kemasan HC49 biasanya
berisikan keping kristal yang berbentuk piringan,sedangkan kemasan HC49S,
karena lebih pendek, berisikan keping kristal berbentuk persegi panjang.
Fungsi
Osilator Kristal
untuk
menghasilkan resonansi listrik-mekanik, sehingga kristal akan bergetar pada
frekuensi alami tertentu jika diberi tegangan listrik bolak-balik. Frekuensi
alami ini ditentukan oleh potongan dan dimensi keping kristal, yang ditetapkan
pada saat pembuatan. Karena potongan dan dimensi keping kristal dapat dikontrol
secara presisi pada saat proses produksi, maka kristal mempunyai frekuensi
getar alami yang sangat akurat. Akurasi kristal umumnya berada pada kisaran
±30ppm, dengan akurasi yang lebih tinggi juga tersedia walaupun harganya tentu
lebih mahal. Potongan keping kristal mengacu kepada orientasi sudut pemotongan
keping kristal terhadap garis struktur kristalin, dan juga bentuk keping
kristal tersebut. Ada banyak standar potongan keping kristal, yang
masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
potongan AT yang populer mempunyai frekuensi fundamental maksimum yang tidak
terlalu tinggi dan koefisien suhu yang cukup baik (berbentuk kurva fungsi
kubik). Contoh lain adalah potongan BT, yang mempunyai frekuensi fundamental
maksimum yang lebih tinggi tetapi koefisien suhunya lebih buruk (berbentuk
kurva parabolik).Kristal dapatdioperasikan pada frekuensi fundamental atau
salah satu dari frekuensi-frekuensi harmonik ganjil (odd harmonics) yang biasa
disebut dengan istilah overtones. Frekuensi fundamental maksimum sebuah kristal
ditentukan oleh potongan dan dimensi keping kristal. Semakin tinggi frekuensi
fundamental sebuah kristal, semakin tipis keping Kristal tersebut, sehingga
keping kristal menjadi rapuh dan mudah patah. Jadi untuk mencapai spesifikasi
rekuensi getar yang lebih tinggi, kristal harus beroperasi menggunakan salah
satu overtone yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar